Perbaikan Radio Am/Fm


Di dalam tulisan ini khusus diulas tentang perbaikan pada bagian radio dari sebuah perangkat radio / tape-recorder.
Berikut ini ulasannya bagi yang hendak mengikuti.

Skema blok penerima radio AM-FM .

radio receiver

Bagian penerima AM-FM adalah bagian yang difungsikan ketika switch “function” ditaruh pada posisi “radio”.
Pada posisi ini tegangan suplai diberikan langsung kepada unit/rangkaian po-amp sehingga ia siap untuk membunyikan speaker. Sementara itu input po-amp diarahkan untuk menerima masukan dari output unit radio. Dengan demikian sinyal suara yang berasal dari unit radio-lah yang nantinya akan terdengar pada speaker.
Rangkaian pada unit radio diaktifkan dengan memberikan tegangan suplai kepadanya.

Di bagian unit radio terdapat saklar/switch untuk memilih band radio (AM atau FM), yaitu band-switch. Ketika band-switch diposisikan pada AM (Amplitudo-Modulation) maka rangkaian penerima AM akan beroperasi karena mendapatkan tegangan suplai, sementara itu rangkaian penerima FM tidak dioperasikan karena tidak mendapatkan tegangan suplai. Begitu pula sebaliknya ketika band-switch diposisikan pada FM (Frequency-Modulation).
Biasanya, rangkaian/sirkit penerima AM dan FM sudah tercakup di dalam satu IC radio khusus. Berbeda dengan perangkat penerima radio jaman dahulu yang semua sirkit radionya dibangun atas transistor-transistor dengan sejumlah transformator radio yang terkesan cukup rumit. Pada penerima radio yang menggunakan IC pengalihan fungsi dari AM ke FM cukup dilakukan dengan memberikan tegangan kepada salah satu pin-nya saja, yaitu pin “band-function”.
Pin ini berbeda-beda tempatnya pada setiap IC.
Untuk sekedar mengenali IC radio, berikut ini adalah beberapa di antaranya yang paling sering ditemui di dalam rangkaian unit radio : TA7640p, TA8110, TA8122, AN7224, LA1260, LA1810, KA22471, KA2297, KIA6040, TDA1220, TDA7541, CXA1238, BA4236L, TEA5591, dan lain-lain.

Sinyal audio yang dikeluarkan IC radio adakalanya tergabung jadi satu pada satu pin keluaran (output) namun adakalanya pula dibedakan antara keluaran AM dengan keluaran FM sehingga memerlukan pensaklaran yang juga melalui band-switch. Sinyal keluaran audio kemudian diberikan kepada rangkaian po-amp untuk dikuatkan dan disalurkan sebagai bunyi kepada speaker. Pada sistem FM stereo, sinyal keluaran dimasukkan terlebih dahulu ke input IC MPX (decoder stereo) sebelum diberikan ke rangkaian po-amp.

Sebetulnya masih cukup banyak hal yang seharusnya diterangkan berkaitan sistem penerima AM dan FM, namun sepertinya akan menjadi terlalu panjang, karena itu dicukupkan saja sampai di sini penjelasannya. Suatu waktu nanti mungkin akan dibahas secara khusus dengan lebih lengkap tentang AM – FM di dalam tulisan tersendiri.

radio inside

Ada beberapa kerusakan umum radio penerima AM – FM yang sering terjadi, di antaranya adalah :
1. Tidak ada suara sama sekali
2. Kerusakan AM, hasil penangkapan lemah, ketika spoel antena (AM ant) disentuh dengan tangan barulah terdengar suara radio yang lebih keras
3. Kerusakan AM, tidak dapat menangkap siaran AM
4. Kerusakan FM, hasil penangkapan tidak jelas (tidak terdengar jernih), frekwensi stasiun radio yang satu dengan yang lainnya seolah saling tumpang tindih
5. Kerusakan FM, tidak dapat menangkap siaran FM
6. Kerusakan AM dan FM, radio tidak berfungsi padahal fungsi “tape” normal.

Permasalahan pada poin pertama dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada bagian power-supply, po-amp atau speaker.
Tentang pengecekannya sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya : Memperbaiki tape-recorder, silahkan lihat melalui link yang telah diberikan di atas.

Kerusakan pada poin kedua dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya : Spoel antena MW (AM ant) putus sebagian, trafo IF 455kHz (untuk AM) ada yang rusak, atau keramik filter 455kHz (untuk AM) ada yang sudah rusak.

check am antenna

Spoel antena MW dapat ditest menggunakan AVO-meter Ohm X1 atau Ohm X10 dengan cara seperti yang diperlihatkan pada gambar. Dilakukan pengetesan terhadap sambungan spoel primer, yaitu a dan b, kemudian terhadap sambungan spoel sekunder, yaitu c dan d.
Jika spoel belum ada yang putus maka jarum AVO-meter akan bergerak menunjukkan harga Ohm tertentu. Jika ada pada satu bagian pengetesan jarum AVO-meter tidak bergerak, berarti spoel antena sudah rusak dan perlu diganti.
Ingatlah tentang penyambungannya yang benar.
Jika sudah terpasang dengan benar maka untuk mendapatkan hasil penangkapan yang maksimal posisi spoel antenna dicoba digeser-geser di sekitar ujung ferit batang sampai didapatkan suara penangkapan stasiun radio AM/MW yang paling kuat.

Trafo IF 455Khz yang terdapat pada radio-radio dengan IC khusus biasanya mempunyai warna pada bagian trim-nya : kuning, putih, atau hitam.
Trafo IF yang rusak tidak akan dapat di-trim (disetel dengan obeng trim) lagi, hasil penangkapan tidak terkoreksi dengan penyetelannya. Jika sudah begini maka trafo IF tersebut perlu diganti dengan yang baik dan kemudian dilakukan penyetelan ulang, yaitu dengan memutar-mutar bagian trim trafo IF tersebut dengan obeng trim sampai terdengar kuat suara penangkapan yang maksimal.

Rusaknya keramik filter (CF) 455kHz (berwarna kuning) dapat juga mengakibatkan penangkapan tidak maksimal. Keramik filter tidak dapat ditest, karena itu untuk memastikannya langsung saja ganti keramik filter yang dicurigai dengan yang baru.
Jika memang keramik filter ternyata rusak, maka keadaan akan langsung berubah membaik setelah dilakukan penggantian.

Kerusakan pada poin ketiga bisa disebabkan oleh kerusakan-kerusakan sebagaimana pada poin kedua, namun dengan tingkat yang lebih parah. Karena itu pemeriksaan sebagaimana pada poin kedua perlu dilakukan lagi dengan lebih seksama.
Penyebab lain kerusakan poin ketiga adalah rusaknya IC radio. IC perlu dicoba diganti dengan yang baru untuk memastikan kerusakannya.

Kerusakan pada poin keempat sering disebabkan oleh trafo IF 10,7MHz (untuk FM) ada yang rusak, atau keramik filter (CF) 10,7MHz ada yang rusak.
Trafo IF 10,7MHz untuk FM biasanya mempunyai warna pada bagian trim-nya : Orange, hijau, biru, atau merah-muda. Sedangkan keramik filter 10,7MHz untuk FM biasanya berwarna coklat-muda atau biru.
Untuk memastikan kerusakan pada bagian-bagian itu sebaiknya langsung saja dilakukan penggantian komponen. Setelah dilakukan penggantian komponen, maka trafo IF perlu disetel ulang, yaitu dengan memutar-mutar bagian trim-nya dengan obeng trim hingga didapatkan suara penangkapan stasiun radio FM yang paling jernih.

Kerusakan pada poin kelima dapat disebabkan oleh kerusakan sebagaimana pada poin keempat, dan dapat pula disebabkan oleh rusaknya IC radio. Pastikanlah dengan penggantian komponen.

Kerusakan pada poin keenam dapat disebabkan oleh rusaknya IC radio atau switch “function” radio-tape sudah mengalami kerusakan.
Sebelum dilakukan penggantian komponen, perlu diperiksa apakah ada tegangan suplai untuk IC po-amp ketika switch diposisikan ke radio. Jika tidak ada maka dapat dipastikan bahwa switch telah rusak dan perlu diganti, tetapi jika ada maka perlu diperiksa juga apakah IC radio mendapatkan tegangan suplai atau tidak. Jika IC radio telah mendapatkan tegangan suplai tetapi tetap tidak berfungsi maka bisa jadi IC tersebut sudah rusak.

Selain dari kerusakan-kerusakan yang telah disebutkan di atas, adakalanya terjadi juga kerusakan varco. Jika varco rusak, akan terdengar suara berderak-derak ketika gelombang radio diputar, atau bisa juga sebagian daerah putar varco tidak berfungsi dengan baik sehingga banyak stasiun radio yang kadang tertangkap dan kadang tidak.
Penggantian varco harus sesuai dengan bentuk dan nilai kapasitas varco aslinya, sebab jika tidak akan terjadi ketidak-sinkronan antara hasil penangkapan dengan jarum penunjukkan pada papan skala yang tertera meskipun penyetelan sudah diupayakan semaksimal mungkin.
Penggantian varco juga harus benar, manakah bagian untuk AM dan manakah bagian untuk FM tidak boleh tertukar-tukar.

Sampai di sini, usailah ulasan tentang memperbaiki radio AM-FM ini. Mudah-mudahan apa yang telah diulas tidak sulit untuk dimengerti dan mudah-mudahan pula ada yang dapat mempraktekkannya.








sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memasang Spul Speaker

Cara Memperbaiki Stik PS2 Tidak Conect (indicator menyala)

Cara Mengatasi Dengung Pada Amplifier